Tanggapan masyarakat terhadap rumah flat kos rendah: Kajian kes di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat (Public perception of low-cost flats: A case study of the District of Tanah Abang, Central Jakarta, Indonesia)

Ira Rahmita, Suprajaka Suprajaka, Ratnawati Yuni Suryandari

Abstract


Salah satu cara memenuhi keperluan perumahan yang tinggi dan tanah yang terhad di pusat bandar adalah
membangun rumah flat kos rendah. Rumah flat tersebut merupakan tanggung jawab kerajaan agar masyarakat boleh memiliki rumah yang layak, khasnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Kajian ini dilaksanakan di beberapa rumah flat kos rendah yang berada di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dengan bilangan responden sebanyak 101 orang. Hasil kajian mendapati bahawa faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam memilih rumah flat adalah jarak dari rumah flat ke tempat kerja, biaya yang terjangkau, keadaan rumah flat yang selamat dan nyaman. Bagaimanapun, peruntukan rumah flat ini adalah tidak tepat sasaran kerana sebahagian besar respondennya tergolong tidak miskin dengan purata pendapatan lebih dari Rp 2,000,000/bulan. Oleh itu, diperlukan penguatkuasaan peraturan agar peruntukan rumah flat ini tepat sasaran, yakni masyarakat berpendapatan rendah.


Katakunci: hak mendapatkan perumahan mampu milik, perumahan bandar, perumahan mampu milik, pusat  bandar, rumah flat kos rendah, tanggapan awam


One of the ways to meet the public housing needs in a densely populated city center is for the government to build low-cost flats so that low-income people can have a decent home. This study surveys the public perception of government initiated low-cost flats in the District of Tanah Abang, Central Jakarta, involving a total of 101 respondents altogether. Results of the primary data analyses revealed factors that influenced people's interest in choosing the flats, namely, the distance from the flats to work place, affordable cost, safety and comfort. Curiously, however, it was found that the provision of the low-cost flats here had not met the original target of housing for the urban poor as most of the respondents turned out to be not poor with an average monthly income of more than Rp 2,000,000 / month. Obviously, the onus was on the authorities to see to the proper enforcement of laws to safeguard the right of the low-income urbanites to affordable housing.


Keywords: affordable housing, city centre, low cost flats, public perception, right to affordable housing, urban housing


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.