Independence of Madurese Women’s Healthy Lifestyle with Ajhemo (Kemandirian Cara Hidup Sehat Perempuan Madura Dengan Ajhemo)

- SRI RATNAWATI, MOCH ALI, GEDE WIRATA

Abstract


ABSTRACT: Ajhemo (herbal drink) is part of the routine of Madurese women in maintaining their health and fitness. This habit is the effect of biological traits of women who experience menstruation and childbirth. Women are required to drink herbal medicine by following the cycle. In addition, cultural factors encourage women to do ajhemo to meet the demands of their husbands. In connection with this, many Madurese women choose the type of jhemo (herbal medicine) related to the health of sexual organs. Nowadays ajhemo is a healthy way of life that Madurese women continue to do as the art of body exercise that includes cleanliness, beauty and health. Ajhemo for women has become a healthy way of life that has continued for generations. Ajhemo is a daily need believed to increase fitness to arouse sexual desire and aesthetics.

Keywords: Jamu; Madurese women; ethnomedicine; aesthetics

 

ABSTRAK: Ajhemo (minum jamu) menjadi bagian dari kebiasaan perempuan Madura dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Kebiasaan tersebut sebagai efek dari biologis perempuan yang mengalami menstruasi dan melahirkan, maka perempuan dituntut meminum jamu dengan mengikuti siklus tersebut. Selain itu, faktor budaya mendorong perempuan untuk ajhemo demi memenuhi tuntutan suami. Sehubungan dengan itu, perempuan Madura banyak memilih jenis jhemo yang terkait dengan kesehatan organ seksual. Kini ajhemo menjadi cara hidup sehat yang terus dilakukan perempuan Madura sebagai seni olah tubuh yang mencakup kebersihan, keindahan dan kesehatan. Ajhemo bagi perempuan manjadi cara hidup sehat yang berlangsung turun temurun. Ajhemo menjadi keperluan harian yang dipercaya dapat meningkatkan kebugaran membangkitkan gairah seksual dan estetika.

Kata kunci: Jamu; perempuan Madura; ethnomedicine; estetika


Full Text:

PDF

References


Bourdieu, P. 1990. The Logic of Practise. USA: Stanford University Press

Capra, F. 2004. Titik Balik Peradaban. Terj. M. Thoyibi. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Chaney, D. 1996 . Lifestyles: Sebuah Pengantar Kompehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Dumatubun. 2002. Kebudayaan, kesehatan Orang Papua dalam prespektif antropologi kesehatan. Jurnal Antropologi Kesehatan 1(1).

Fisman perceived (as cited in Fasold). 1980. The Ethnography of Communication. England: Basil Blackwell Publisher.

Handayani, L. 2008. Minum jamu oleh Perempuan Suku Madura Sebagai upaya perawatan Fungsi Seksual. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Airlangga.

Jane-Beers, S. 2001. Jamu the Ancients Indonesian Art of Herbal Healing. Singapura: Tuttle Publishing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kaplan, D. 2002. Teori Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Limananti, A. I. & Triratnawati, A. 2003. Ramuan jamu cekok sebagai penyembuhan kurang nafsu makan pada anak: Suatu kajian etnomedisin. Jurnal Makara 7(1): 11-20.

Purwadi. 2004. Kamu Bahasa Jawa. Yogyakarta: Media Abadi.

Spradley, J. P. 2006. Metode Etnografi. Cetakan ke-2. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Siswanto. 2012. Saintifikasi Jamu Sebagai Upaya Terobosan untuk Mendapatkan Bukti Ilmiah Tentang Manfaat dan Keamanan Jamu. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Wiwaha, G. 2012. Tinjauan etnofarmakologi tumbuhan obat/ ramuan obat tradisional untuk pengobatan dislippidemi yang menjadi kearifan lokal di provensi Jawa Barat. Jurnal Medika Planta 2(1).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 


ISSN 2289-1706 | e-ISSN : 2289-4268 

Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA)
Universiti Kebangsaan Malaysia
43600 UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan
MALAYSIA

© Copyright UKM Press, Universiti Kebangsaan Malaysia