KASUS AKUSATIF DAN KASUS KAUSATIF BAHASA MELAYU: SATU ANALISIS TEORI KUASAAN DAN TAMBATAN

Abstract

Makalah ini membincangkan kasus akusatif dan kasus kausatif bahasa Melayu. Dalam bahasa Melayu, penelitian mengenai kasus dilihat masih lagi terhad. Kasus ialah salah satu aspek kajian yang tercakup di bawah bidang sintaksis. Aspek kasus ini mula diperkenalkan oleh Fillmore (1968). Walau bagaimanapun, aspek ini telah dibincangkan semula dengan lebih mendalam oleh Chomsky (1982) yang kemudiannya telah memperkenalkan prinsip tapisan kasus dalam teori Kuasaan dan Tambatan (KT). Teori KT yang dipelopori oleh Chomsky (1982) ini merupakan perkembangan daripada teori Transformasi Generatif (TG) (1957). Analisis kajian ini menggunakan teori KT yang merupakan satu teori mengenai struktur lingusitik yang bermatlamat untuk menjelaskan tentang prinsip dan elemen yang beroperasi dalam bahasa yang dituturkan oleh manusia. Kajian ini menggunakan data intuisi pengkaji yang merupakan penutur natif bahasa Melayu. Contohnya, kata kerja mengeringkan, memecahkan dan menghancurkan data bagi kasus kausatif. Manakala, kasus akusatif pula diwakili oleh kata kerja melawan, menahan dan merasa. Kasus kausatif boleh dirujuk sebagai bentuk kasus yang menunjukkan sebab berlakunya sesuatu kejadian. Bagi kasus akusatif pula, merujuk pada bentuk kasus yang menunjukkan kata nama itu sendiri mengalami sebab oleh sesuatu kejadian itu berlaku. Kepentingan kajian ini dilakukan adalah untuk menambah kosa ilmu kasus bahasa Melayu, di samping mencadangkan satu dapatan yang saintifik berkaitan dengan kasus bahasa Melayu memandangkan masih terdapat kelompangan dalam kajian-kajian lepas akibat kekangan masa dan kemampuan yang terhad oleh pengkaji lepas. Oleh itu, kajian ini akan menghuraikan ciri dan bentuk penandaan kedua-dua kasus yang terlibat serta menganalisis proses penandaan kasus tersebut bagi membuktikan bentuk kasus ini sememangnya wujud dalam bahasa Melayu.

Kata kunci: akusatif; bahasa Melayu; kasus; kausatif; sintaksis; teori